our journey

Daisypath Anniversary tickers

Senin, 28 November 2011

Berbekal kare mengunjungi tembok besar di Beijing

Setelah sebelumnya pergi ke Guangzhou, akhirnya saya berkesempatan untuk mengunjungi Beijing. Perjalanan saya dimulai dengan menaiki pesawat Full Board Airlines yang transit di Hongkong, bandaranya bersih dan rapi, tapi karena besar sekali jadi transitnya agak ngos-ngosan. Ketika transit, saya mencoba makan McD ala Hongkong, yang gurihnya kalah sama Indonesia punya. Lalu antara Hongkong – Beijing, saya di-servis MOML yang artinya Moslem Meal, tapi ternyata oh ternyata, moslem meal ala mereka adalah masakan kare india, huhuhu T_T saya gak terlalu selera.... tapi ini lebih baik dibanding masakan ketika pulang yaitu steam ikan, aduh...saya benar-benar merindukan rawon buatan ibu saya.


Hari pertama, kami mengunjungi lapangan tianmen, lapangan yang sangat luas ini sekarang jadi tempat berkumpulnya turis, ada semacam televisi besar yang ada ditengah-tengah lapangan, ada juga berbagai macam bunga yang dirangkai hingga membentuk lampion. Oiya, di lapangan ini pernah terjadi peristiwa berdarah pada tahun 1976 dan 1989. Peristiwa berdarah yang disebut sebagai Insiden Tianmen ini mirip-mirip dengan Tragedi 1997nya Jakarta....

Di sebelah utara Lapangan Tianmen ini ada Istana dari zaman Dinasti Ming dan Dinasti Qing, di dalam komplek istana ini terdapat juga Forbidden City. Kenapa disebut Forbidden City? Karena zaman dulu orang-orang di dalam istana ini tidak diperbolehkan keluar dari istana, begitu juga dengan orang-orang di luar istana (rakyat) tidak diijinkan masuk ke dalam. Pada dasarnya saya memang suka dengan hal-hal yang berbau kerajaan, berada di kompleks yang super mewah ini berhasil membawa saya merasakan atmosfer kerajaan tempoe doeloe dan sekaligus membuat saya berkhayal jika saya menjadi salah satu dari putri-putri itu. Berada di sebuah kompleks kerajaan dengan aturan kaku pasti membuat siapapun merasa menjadi burung dalam sangkar, tetapi pasti ada saja hal yang menarik yang hanya bisa terjadi di lingkungan kerajaan seperti ini (tanpa sadar saya sudah punya ide cerita kerajaan hihihi...).

Oya, di dalam kompleks saya juga melihat kamar permaisuri (yang berwarna emas) dan kamar selir (yang berwarna hijau) lalu berjalan agak ke belakang ada taman dalam. Konon, katanya selir-selir suka berkumpul pada sore hari di taman ini lalu raja yang mengamati (entah dari mana) akan memilih salah satu dari mereka untuk menemani raja malam itu. Mirip sekali dengan pemandian taman sari di Yogya yahhh...hehehe.... Di sekeliling kompleks ini ada sungainya lho, dan sungai ini adalah sungai buatan. Jadi tanah di sekililing kompleks dikeruk agar menjadi sungai, lalu tanahnya dijadikan bukit buatan di utara istana. Maksudnya adalah mereka ingin ada keseimbangan antara air – tanah – api. Lho, apinya mana? Apinya adalah warna merah di istana.

Nah, hari kedua saya mendapat anugerah untuk pergi ke salah satu dari 7 keajaiban dunia yaitu...Tembok Besar China...yeay!!! kenapa anugerah? Karena saya tidak pernah bisa membayangkan untuk bisa datang kesini. Benar-benar cantik sekali, dan temboknya ini bisa masuk mobil lho, kebayang kan betapa besarnya. Namun sayang sekali karena kabut, jadi dokumentasi yang saya abadikan agak terasa kurang jelas.

Setelah dari Tembok Besar China, saya pergi ke Summer Palace, Istana peristirahatan raja di musim panas yang cantik dengan danau yang super luas, yang sayang sekali, lagi-lagi karena kabut jadi saya tidak bisa mengabadikannya secara baik. Lalu saya juga mengunjungi stadion sarang burung (meskipun cuma dari seberang jalan).


Perjalanan saya yang singkat tapi padat ini diakhiri dengan pergi ke Yashow Clothing Market. Hal yang paling menyebalkan di China adalah berbelanja oleh-oleh, karena nawarnya mesti adu otot. Selain itu, sebetulnya hampir semua barang ada di Indonesia, ditambah lagi susahnya mencari oleh-oleh untuk laki-laki. Maafkan aku suamikuuu....


Oya, ada lagi yang aneh, untuk amannya selama di Beijing kami makan di restoran yang bersertifikat halal terus. Tapi ada yang menggelikan nih, ketika kami makan di sebuah restoran timur tengah, disana ada pertunjukan tari perut!!! What the?!?! Emang sih timur tengah identik dengan tari perut, tapi jangan sampe deh nanti orang-orang mengira bahwa muslim itu kerjaannya tari perut doang. Sama dengan pesawat yang saya tumpangi mengira muslim = india = kare...blegh....

NB : pada perjalanan saya kali ini, saya baru benar-benar mengetahui apa yang mbak Claudia Kaunang katakan sebagai “Pergilah melihat dunia karena dengan cara itulah kita baru bisa mensyukuri negeri sendiri”. Beijing memang mengemas wisatanya sedemikian rupa sehingga saya merasa senang disini. Tetapi, tetap saja saya merasa sesuatu yang kurang, seperti budaya kerajaan yang sama sekali hilang (di Jogja masih ada lho), lalu guide saya ngotot membawa saya ke teras panjang di summer palace yang buat saya sih kalo difoto masih lebih bagus lorong di FEUI yang menuju ke kantinnya hahaha.... kebersihan mereka pun masih satu sama dengan kita. Yaahh, walaupun saya tidak menyangkal bahwa bandara kita benar-benar kalah kelas hehehe.

Minggu, 20 November 2011

Tips Keluar Negeri ala Angyoe (1)

Salah satu peraturan keselamatan penerbangan luar negeri yang bikin saya keki adalah larangan membawa benda cair ke kabin lebih dari 100ml dalam 1 wadah, dengan total bawaan tidak lebih dari 1000ml untuk semua jenis.

Kebayang donk gimana repotnya kita2 ini sebagai cewek, ditambah lagi saya ini orangnya cepet haus, sementara tau sendiri kalo di pesawat itu kadang terbatas banget dikasih minumnya, belum lagi kalo ditambah transit..errr...bener2 bikin double keki..
Tapi sekarang saya punya taktiknya, Cuma taktik ini emang mesti liat sikon dulu karena airlines sekarang juga terbagi antara full board airlines dan low cost carrier.

Tips untuk Full Board Airlines, non backpacker, diutamakan ke negara2 asia
1. Daripada bagasi nganggur, padahal harga bagasi udah termasuk tiket, mending bawa sekalian botol air mineral yang 1.5 liter, gunanya selain buat minum, ntar kalo dah abis bisa buat nampung air mentah buat ennggg “maaf” cebok (aduh bahasa halusnya apa ya?!?!)....soalnya toilet2 di hotel/hostel LN itu seringnya cuma ada flushnya aja.
2. Kalo mau bawa shampoo atau sabun, boleh kok bawa langsung botol2nya, kan ada free bagasi, tapi usahain juga yang udah hampir habis, jadi kalo nanti pulang bisa langsung dibuang, lumayan tempatnya bisa dipake buat tempat oleh2.

Tips untuk Low Cost Carrier
Diusahain sih jangan pake bagasi, tapi gimana donk, dengan benda2 cair ituu...
1. Masukin ke wadah2 yang lebih kecil, trus bener2 dikira2 kalo perginya 5 hari misalnya, makenya 2 kali sehari, kira2 habisnya berapa. Kalo mau bawa sachet juga boleh, tetapi untuk beberapa produk yang tidak ada kemasan sachetnya saran ini bisa dicoba.
2. Saya biasa membawa botol air mineral yang sudah tidak terpakai dalam keadaan kosong, gunanya adalah kalo kita transit atau ketika sedang jalan2 dan ingin ke toilet, lagi2 itu akan membantu kita untuk menadah air untuk errr..”maaf” cebok.
3. Selain botol air mineral, saya juga membawa gelas yang ada tutupnya, gelas khusus bepergian ini saya gunakan ketika transit, biasanya kalo haus, maka saya akan menampung air dari kran khusus air minum. Lumayan, meskipun rasa airnya agak aneh :D. Oya, kosongkan dulu sebelum masuk X-ray yaa, nanti kena ambil.
4. Oya, saya juga punya masalah lain, yaitu saya ini pemakai softlense. Nah, cairan softlense yang saya punya ini tempatnya besar, jadi biasanya harus masuk bagasi, tapi saya sedang mencari cairan softlense yg kecil supaya bisa masuk kabin.

Hmm...itu sedikittt...mengenai tips membawa cairan ketika bepergian ke luar negeri, mudah2an bergunaa hehehe....